NURFITRIANA: LAPORAN PRATIKUM LAPANGAN :: MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN (STUDI KASUS: PELABUHAN SAMUDRA BELAWAN PROVINSI SUMATERA UTARA)

Kamis, 21 Juni 2012

LAPORAN PRATIKUM LAPANGAN :: MANAJEMEN INDUSTRI PERIKANAN (STUDI KASUS: PELABUHAN SAMUDRA BELAWAN PROVINSI SUMATERA UTARA)

1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu penghasil ikan yang cukup besar karena memiliki wilayah kelautan yang sangat luas, salah satu potensi perikanan laut tersebut adalah ikan teri. Pada priode 2005-2009 perkembangan produksi ikan teri di perairan Indonesia meningkat yaitu dari 1009,6867 ton pada tahun 2005 menjadi 1184,6378 ton pada tahun 2009. (Anonimous, 2009).

Potensi sumber daya ikan laut Indonesia di perkirakan mencapai 6.7 juta ton per tahun (BBPMHP, 1996). Salah satu potensi perikanan laut tersebut adalah ikan teri. Ikan teri menempati posisi penting diantara 55 spesies ikan yang memiliki nilai ekonomis setelah ikan layang, kembung, lemuru, tembang dan tongkol. Data dirjen perikanan menunjukkan adanya kenaikan produksi ikan teri sebesar 11.73% selama tahun 1990-1993 (Direktorat Jendral Perikanan, 1995).

Ikan teri merupakan jenis ikan kecil yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti jenis ikan laut lainnya, ikan teri juga memiliki kandungan protein tinggi. Lubis (1987). mengatakan ikan teri sebagai bahan pangan mempunyai nilai gizi yang tinggi dengan kandungan mineral, vitamin, lemak tak jenuh dan protein yang tersusun dalam asam-asam amino esensial yang di butuhkan untuk pertumbuhan tubuh kecerdasan manusia.
Ikan teri termasuk jenis ikan yang rentan terhadap kerusakan (pembusukan), apabila dibiarkan cukup lama akan mengalami perubahan akibat pengaruh fisik, kimia dan mikrobiologi. Maka Perlu adanya tindakan lanjutan pengolahan dangan cara pengawetan. Salah satu proses pengawetan terhadap ikan teri ini adalah melalui pengasinan.

Dengan demikian, peluang Indonesia untuk meningkatkan ekspor ke pasar internasional masih terbuka luas dalam hal pemanfaatan sumberdaya perikanan khususnya ikan teri tak terkecuali kabupaten Sumenep. Tetapi untuk mengembangkan usaha di sektor perikanan masih banyak kendala yang harus dihadapi misalnya tentang mutu dan keamanan pangan (Wahono, 2006).

Pelabuhan Samudra Belawan adalah pelabuhan yang terletak di kota Medan, Sumatera Utara, Indonesia dan merupakan pelabuhan terpenting di pulau Sumatera.Pelabuhan Samudra Belawan adalah sebuah pelabuhan dengan tingkat kelas utama yang bernaung di bawah PT. Pelabuhan Samudra Belawan. Koordinat geografisnya adalah 03°47′ LU 98°42′ BT (03º 47’ 00” LU dan 98” 42” BT).

Belawan, Kampung Kurnia Kelurahan Belawan Bahari sumber produksi ikan asin terbesar asal Kota Belawan serta Kampung Nelayan Indah, kini kurang bergairah akibat musim hujan berkepanjangan hingga berdampak negatif akan kenaikan harga ikan asin di sejumlah pasar tradisional dari biasanya Rp20 ribu/Kg kini melonjak seharga Rp35 ribu/Kgnya untuk jenis ikan asin belah tipis serta ikan asin gulama, gembung, tongkol serta ikan asin pari.


1.2 Tujuan dan Manfaat



Praktikum industry perikanan untuk mendapatkan data mengenai pengolahan dan pengiriman barang yang ada di Belawan , Sumatera Utara. Mengetahui kendala- kendala industry ikan asin(teri belang) yana ada di dermaga Belawan. Mengetahui alat tangkap apa saja yang digunakan untuk menangkap ikan teri yang diolah menjadi ikan asin.
Manfaat yang diperoleh adalah untuk mengetahui pengolahan ikan asin setengah jadi sampai jadi, sehingga kita dapat mengetahui seberapa jauh kualitas dari produk yang dihasilkan. Dan bagaimana cara yang dilakukan dalam pengolahan ikan asin.


II. TINJAUAN PUSTAKA


Ikan teri merupakan jenis ikan kecil yang memiliki nilai ekonomi tinggi, seperti jenis ikan laut lainnya. ikan teri juga memiliki kandungan protein tinggi. Lubis (1987) mengatakan ikan sebagai bahan pangan mempunyai nilai gizi yang tinggi dengan kandungan mineral, vitamin, lemak tak jenuh dan protein yang tersusun dalam asam-asam amino esensial yang dibutuhkan untuk petumbuhan dan kecerdasan manusia.

Ikan teri dari Indonesia telah banyak diekspor ke beberapa negara seperti Singapura, Malaysia, China, Jepang. Volume ekspor ikan teri Indonesia tiap tahun mengalami peningkatan, yaitu pada tahun 2001 mencapai 1.980 ton dengan nilai 7.930.000 US$, meningkat menjadi 1.999 ton pada tahun 2002 dengan nilai 11.890.000 US$. Pada tahun 2005, volume ekspor ikan teri meningkat tajam menjadi 2.443 ton dengan nilai 16.287.284 US$ dan tahun 2006 meningkat sebesar 5% menjadi 2.579 ton dengan nilai 16.437.255 US$. Untuk konsumsi dalam negeri, ikan teri banyak dipasarkan kehampir seluruh kota di Indonesia (Koral AUP, 2008).

Daerah penyebaran ikan teri di Indonesia antara 950BT – 1400BT dan 100LU – 100LS, dengan kata lain mencakup hampir seluruh wilayah Indonesia. Teri sumber kalsium, salah satu keistimewaan ikan teri dibandingkan dengan ikan lainnya adalah bentuknya yang kecil sehingga mudah dan praktis dikonsumsi oleh semua umur. Ikan teri merupakan salah satu sumber kalsium terbaik untuk mencegah pengeroposan tulang. Ikan teri merupakan sumber kalsium yang tahan dan tidak mudah larut dalam air. Kandungan gizi ikan teri segar meliputi energi 77 kkal, protein 16 gr, lemak 1.0 gr, kalsium 500 mg, phosfor 500 mg, besi 1.0 mg, Vit A RE 47, dan Vit B 0.1 mg (Koral AUP, 2008).

Berdasarkan Nutry Survey Indonesia, kandungan kalsium ikan teri lebih tinggi dari pada susu. Kandungan lain yang menonjol dari ikan teri adalah kandungan energinya, yaitu protein 74 % dan lemak 26 %.Dalam perindustrian perikanan, penanganan (handling) ikan segar bertujuan untuk mempertahankan kesegaran ikan dalam waktu selama mungkin. Hal ini karena kesempurnaan dari penaganan ikan tersebut menentukan baik atau buruknya mutu ikan (Moeljanto, 1992).

Sedangkan Menurut Hasan (1995) pengolahan dan pengawetan hasil perikanan ditujukan :
1.Untuk menyelamatkan hail tangkapan yang melimpah pada musim ikan.
2.Menghasilkan diversifikasi produk perikanan yang mempunyai flavour yang spesifik.
3.Mengupayakan agar ikan dapat dipasarkan ke daerah-daerah yang jauh dari sentral produksi.

Pada Prinsipnya ada 2 cara pengolahan dan pengawetan yaitu secara tradisional dan cara modern. Menurut Ilyas (1979), cara tradisional adalah dengan menggunakan alat-alat yang sederhana seperti penggaraman (pengasinan), pengeringan, pengasapan, pemindangan dan fermentasi. Sedangkan cara modern adalah menggunakan teknologi maju seperti pendinginan, pembekuan dan pengalengan. Pengolahan tradisional memegang peranan penting dalam diposisi hasil perikanan Indonesia. Hampir 50% hasil tangkapan diolah secara tradisional.

Untuk cara pengolahan tradisional misalnya dengan melakukan penggaraman terhadap ikan. Penggaraman diartikan sebagai kombinasi proses kimia dan fisika yaitu dengan penetrasi garam pada ikan dan menarik air keluar jaringan tubuh ikan, sedangkan produk yang dihasilkan akan mengalami perubahan berat (Zaitsev et. al., dalam Karyana ,T., 1999). Sedangkan pengolahan modern dapat dilakukan dengan pendinginan. Pendinginan dilakukan untuk menghambat kegiatan autolisis, mikrobiologi dan biokimia, sehingga masa simpan ikan dapat diperpanjang (Moeljanto, 1992). 

Menurut Irawan (1995) proses pengolahan ikan teri pada prinsipnya menggunakan metode penggaraman dan pengeringan. penggaraman dapat dilakukan melalui tiga cara :
1.Penggaraman kering (dry saltring), yakni proses penggaraman dengan menggunakan larutan garam berbetuk kristal.
2.Penggaraman basah dengan menggunakan larutan garam sebagai media untuk merendam ikan.
3.Penggaraman Kombinasi dengan memadukan penggaraman kering dan penggaraman basah.

Sebagai bahan pengawet, garam bekerja mengendalikan mikro organisme dalam bahan pangan dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri atau mikroorganisma dalam bahan pangan (Hadiwiyoto, 1993)
Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangkan sebagaian air dari suatu bahan pangan dengan cara menguapkan air tersebut (Winarno, 1989). faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan pengeringan ikan adalah udara, suhu udara, kecepatan udara yang mengalir disekitar tubuh ikan serta keadaan fisik dan kimia ikan (Hadiwiyoto, 1993).
Menurut Departemen Pertanian (2000) mesin dan peralatan yang diperlukan dalam pembuatan ikan teri antara lain :
1.Wadah, yaitu tong plastik dan keranjang plastik untuk bahan baku
2.Perebus, yaitu kompor, dandang dan keranjang sarangan perebus dari bahan plastik
3.Ayakan, berdiameter cukup besar untuk menyebarkan hasil rebusan
4.Pengering, yaitu penjemur yang terbuat dari kayu dan waring.


Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung yang terlibat dalam proses untuk menjadikan produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. Sebagian besar produsen tidak menjual barang mereka kepada konsumen akhir. Diantara produsen dan konsumen akhir terdapat saluran pemasaran, Yaitu sekumpulan perantara pemasaran yang melakukan berbagai fungsi dan menyandang berbagai nama.

Secara empiris hampir semua pembudidaya ikan adalah sebagai penerima harga dalam pasar input maupun output karena jarang dijumpai sekumpulan pembudidaya ikan mampu mengorganisasi kelompoknya sehingga mempunyai posisi tawar yang kuat di pasar. Dengan latar belakang seperti itu, dalam praktek sehari-hari orientasi para pembudidaya ikan dalam suatu komunitas dan ekosistem yang relative homogen cenderung mengejar efisiensi teknis yang dalam keidupan sehari-hari diterjemahkan sebagai upaya memaksimalkan produktivitas ( Tajerin dan Muhamad Noor, 2005).

Menurut sudiono (2001) marjin pemasaran di artikan sebagai analisis perbedaan harga di tinkat produsen (harga beli) dengan harga di tingkat konsumen akhir (harga jual). Marjin pemasaran di hitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian dengan setiap tingkat lembaga pemasaran yang terlibat dalam pemasaran. Besarnya marjin pemasaran pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya pemasaran dan keuntungan yang di terima dalam lembaga pemasaran. Secara matematis hubungan antara marjin pemasaran, biaya pemasaran dan keuntungan lembaga pemasaran.

Pemasaran (marketing) menurut Manulang (1980) adalah segala aktivitas yang dikerjakan orang-orang atau bagian untuk memindahkan barang dan jasa dari tangan produsen ke tangan konsumen. Sedangkan menurut Gand dan Alfonsus (1992) menyatakan bahwa pemasaran dapat dikatakan sebagai kajian terhadap aliran produk secara fisik dan ekonomik dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen, pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda yang menambah nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem pemasaran tersebut.

Pemasaran ikan merupakan suatu rantai yang panjang karena berfungsinya lembaga pemasaran pasar-pasar yang bersifat monopoli, biaya tata niaga yang tinggi, sarana dan prasarana serta informasi yang kurang baik mengakibatkan harga yang diterima konsumen sangat tinggi (Hermanto, 1979).

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemasaran antara lain : mutu, produk, jumlah produk, jauh dekatnya sumber produk dengan konsumen, sarana angkut dari produsen dan jumlah konsumen dari produk.p Sementara itu pedagang yang membeli barang dari pihak produsen (dalam partai besar) disebut sebagai pedagang besar (grosir atau wholeseller) yang kemudian menjual kembali barangnya (partai kecil) kepada pedagang eceran yang kemudian berhadapan langsung dengan konsumen (Hidayat, 1987).



III.METODOLOGI PENELITIAN


3.1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2012, yang bertempat di Pelabuhan Samudra Belawan Provinsi Sumatera Utara. Pemilihan daerah penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Pelabuhan Samudra Belawan mempunyai potensi di bidang pengolahan ikan yaitu pembuatan ikan teri.


3.2 Metode Pratikum

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Metode ini dilakukan karena pengambilan data atau informasi langsung ke lapangan dengan cara pengamatan langsung dan wawancara dengan responden yang berpedoman pada kuisioner. Menurut Nazir (2003) metode survei adalah penyelidikan yang di adakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dalam mencari keterangan-keterangan secara faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi dan politik dari suatu kelompok ataupun daerah.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Merupakan suatu tahapan yang berhubungan dengan data dan informasi tentang industri. Data dan informasi yang diperoleh akan membantu menjawab tujuan yang telah ditetapkan pada awal pelaksanan kegiatan Pratikum Lapangan Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam kegiatan ini adalah data primer dan data sekunder.

Data primer yang dikumpulkan dalam praktek kerja lapang ini meliputi: proses produksi, sumber daya manusia (SDM) (organisasi tenaga kerja, upah tenaga kerja, dan jaminan perusahaan tehadap karyawan) dan lain – lain. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi literatur baik pustaka tulis maupun elektronik(internet). Literatur yang digunakan haruslah berisi informasi tentang hal-hal yang berkaitan dengan topik praktikum lapangan.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penangkapan

Produksi tangkapan ikan teri tidak dapat diprediksikan layaknya jenis ikan yang dibudidayakan. Hasil tangkapan ikan teri sangat tergantung pada kondisi iklim dan cuaca. Umumnya, pada waktu musim panas (kemarau), yakni antara bulan April hingga akhir Oktober, jumlah tangkapan ikan teri menurun. Demikian pula pada saat musim hujan yang disertai dengan angin kencang. Umumnya tangkapan ikan meningkat pada bulan November hingga akhir Maret setiap tahun.
Operasi penangkapan dilakukan selama sehari,berangkat pukul 17.00 WIB sampai pukul 06.00 WIB dan 1 kali trip penangkapan hari sebanyak 50 Kg. Penangkapan lebih banyak dilakukan dengan pukat. Pukat tersebut terdiri dari 1 pukat apung dan 2. pursein.

4.2 Pembiayaan

Secara umum, pola pembiayaan usaha pengasinan ikan teri dapat berasal dari pengusaha sendiri maupun dari bank dengan proporsi yang sangat beragam antar pengusaha. Sumber dana lain berasal dari lembaga Pemerintahan seperti Kementrian Negara Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah yang disalurkan melalui bank. Pembiayaan usaha PT. Pelabuhan Samudra Belawan adalah modal pribadi pemilik usaha.

4.3 Bahan Baku

Bahan baku adalah sangat penting dalam sebuah proses produksi. Bahan baku yang digunakan PT. Pelabuhan Samudra Belawan adalah ikan teri dencis atau ikan selayang. Bahan baku yang digunakan didapatkan langsung dari penangkapan di laut. adapun bahan baku penunjang lainnya adalah:
• Air
Dalam pengolahan ikan teri, air merupakan bahan yang digunakan dalam setiap tahapan proses produksi. Air yang digunakan dalam pengolahan ikan teri kering ini harus sesuai standart kualitas air minum yang higiene, tidak berbau, tidak berwarna, tidak berasa, dan bebas dari bahan pencemar (bahan kimia atau bahan berbahaya). Pada PT. Pelabuhan Samudra Belawan menggunakan air sumur yang sudah sesuai standart dengan ciri – ciri : Berwarna jernih, tidak berasa dan bebas dari bahan pencemar (logam berat dan mikroba patogen). Dalam Pengolahan ikan teri , air digunakan terutama pada proses pencucian dan perebusan ikan teri, air juga digunakan pada saat pembersihan peralatan yang digunakan selama proses produksi ikan teri.
• Garam
Dalam pengolahan ikan teri, garam digunakan untuk menurunkan kadar air dalam ikan sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk. Sebagai bahan pengawet, kemurnian garam sangat mempengaruhi mutu ikan yang akan diasinkan. Bila digunakan garam (NaCl) murni, ikan akan berwarna putih kekuningan dan lunak. Garam yang digunakan harus bermutu baik yang ditandai dengan warna garam putih dan bersih, garam ini sebaiknya terhindar dari zat-zat lain yang tercampur, kotoran-kotoran dan benda asing lainnya.

4.4 Sarana Produksi

Sarana produksi yang digunakan di PT. Pelabuhan Samudra Belawan ini adalah sebagai berikut :

Timbangan

Timbangan adalah sebuah alat yang digunakan untuk menimbang ikan teri. Di PT. Pelabuhan Samudra Belawan terdapat dua macam alat timbang yang digunakan yaitu timbangan duduk dan timbangan gantung. Timbangan gantung memiliki kapasitas 50 Kg, timbangan gantung digunakan untuk menimbang (mengukur) berat ikan teri basah. Sedangkan timbangan duduk digunakan untuk mengukur berat produk kering (ikan teri kering) hasil sortasi, hasil sizing dan produk akhir.

Keranjang

Keranjang adalah keranjang yag berlubang – lubang kecil yang terbuat dari plastik yang digunakan sebagai tempat bahan baku. PT. Pelabuhan Samudra Belawan menggunakan dua macam keranjang yaitu Keranjang besar dangan kapasitas 10-15 Kg yang digunakan sebagai tempat ikan saat penimbangan bahan baku, dan sekaligus penyimpanan bahan baku. Dan keranjang besar

Bak Pencucian

Bak pencucian adalah bak yang terbuat dari plastik berbentuk drum besar, masing – masing bak terdapat 3 lubang tempat penampungan air yang dilengkapi dengan saluran pemasukan dan pengeluaran air. Bak pencucian digunakan sebagai tempat mencuci bahan baku (ikan teri) yang terdiri dari 2 buah bak pencucian.

Sarana Transportasi

Sarana transportasi yang digunakan adalah Kapal yang digunakan untuk penagkapan, mobil pick up (bak terbuka), boks, dan truck. Mobil pick up digunakan untuk mengangkut bahan baku dari daerah pengadaan ke unit pengolahan dengan kapasitas 10 blong. Mobil truck digunakan untuk mengangkut produk yang dijual untuk lokal, mobil boks digunakan untuk mengangkut ikan teri kering (BLS) dan produk akhir (ekspor).
Selain sarana transportasi PT. Pelabuhan Samudra Belawan juga menggunakan sarana penunjang lainnya seperti kereta dorong, tempat penyimpanan es dan garam, dan peralatan lain, pompa eir, bak penampung air serta sarana komunikasi.

4.5 Proses Produksi

Secara garis besar proses produksi yang berlangsung di PT. Pelabuhan Samudra Belawan adalah, penerimaan bahan baku, pencucian, perebusan, pengeringan, sortasi, pembagian ukuran, penimbangan, pengepakan, penyimpanan.

Pencucian

Proses pencucian ditujukan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran yang masih ada. pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran, sisik, lendir dan lapisan dinding yang berwarna. Ikan teri dicuci dengan mengalirnya air bersih yang layak untuk di minum.
Air yang digunakan untuk pencucian atau kontak langsung dengan produk harus memenuhi persyaratan air minum atau air laut bersih. Menurut Pitojos dan Eling (2003), bahwa dalam peraturan Menkes RI Nomor 416/Menkes/Per/IX/1990 menyebutkan air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan dapat diminum setelah dimasak.

Perebusan

Proses perebusan bertujuan untuk mengurangi jumlah mikroba dalam ikan, menghentikan proses autolisis protein ikan dan memperbaiki tekstur dan rasa produk. Ikan teri dimasak dalam bak perebusan yang telah berisi air mendidih. Agar mendapatkan rasa dan daya simpan lama maka pada perebusan ditambahi kadar garam 5% dengan lama perebusan 5 menit pada suhu 100ºC. Penambahan garam selain digunakan untuk mengawetkan juga dapat menambah berat dari ikan tersebut setelah dikeringkan. Ikan teri dimasak hingga mengapung sebagai tanda bahwa ikan telah masak. Bahan bakar yang digunakan dalam perebusan adalah gas. Perebusan ikan teri kering dengan menggunakan alat yang bernama boiler mempunyai bentuk melingkar. Selanjutnya ikan teri ditiriskan dan diangkut ke darat.

Pengeringan ( Drying )

Tujuan pengeringan adalah mengurangi kadar air dalam daging ikan sampai batas tertentu, agar menghambat perkembangan mikroorganisme dan juga perubahan-perubahan yang merugikan dalam daging ikan akibat enzim-enzim. Setelah melalui pengeringan, ikan dapat disimpan lebih lama. Pengeringan/penjemuran ikan teri asin yang dijual di pasar dalam negeri dan pasar luar negeri memiliki perbedaan. Ikan teri asin yang direncanakan dijual di dalam negeri harus dikeringkan sampai benarbenar kering dan harus dijemur di sinar matahari. Setelah ikan teri direbus, diletakkan di atas pepean, dan dijemur di bawah sinar matahari. Selama penjemuran, ikan senantiasa dibalik-balik secara berkala agar pengeringan merata pada seluruh permukaan ikan. Durasi penjemuran ikan teri ini tergantung dari kondisi cuaca. Jika sinar matahari tinggi, ikan teri selesai dijemur dalam waktu kurang dari setengah hari. Namun jika panas matahari tidak begitu tinggi, ikan teri, terutama ikan teri jenis besar perlu dijemur sampai 2 hari.
Masalahnya matahari tidak selalu bersinar dengan cukup setiap harinya, terutama di musim hujan di mana awan mendung seringkali menutupi langit. Akibatnya, banyak ikan yang tidak terawetkan dengan baik, menurun kualitasnya, dan bahkan menjadi busuk.Untuk mengurangi kerugian, sementara pengolah mengambil jalan pintas menggunakan bahan-bahan kimia seperti pestisida dan formalin. Bahan-bahan yang berbahaya bagi kesehatan ini digunakan sebagai pengawet tambahan untuk mencegah pembusukan. Formalin juga mencegah. pengurangan bobot ikan yang berlebihan akibat menguapnya cairan tubuh ikan yang diasinkan. Alternatif bahan pengawet tambahan yang aman adalah khitosan. Akan tetapi bahan yang diekstrak dari cangkang udang dan kepiting ini belum populer dan belum diproduksi secara massal di Indonesia.

Penimbangan

Tahap selanjutnya yaitu menimbang ikan teri kering dengan cepat berdasarkan standar atau spesifikasi produk dari pembeli menggunakan timbangan. Tujuan dari proses penimbangan adalah untuk mendapatkan berat sesuai dengan spesifikasi yang ada.
Penyimpanan
Proses penyimpanan dilakukan dengan cara menyimpan bahan baku (ikan teri) kedalam keranjang bambu berbentu tabung yang sebulumnya sudah dibuat sekat-sekat dari koran. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan makanan yaitu suhu ketetapan ini digunakan untuk mengendalikan agar tidak terjadi perubahan kualitas dari ikan teri, apabila batas kritis ini tidak diterapkan akan dapat menyebabkan produk ikan teri mengalami pengeringan sehingga ikan teri tampak keriput.

Pemuatan

Proses pemuatan merupakan proses akhir di PT. Pelabuhan Samudra Belawan dimana ikan yang telah di kemas di kelurkan dari tempat penyimpanan untuk di masukkan ke truck, pada proses ini semua produk di tumpuk dahulu sesuai dengan labelnya dan ukurannya setelah semuanya sudah cukup untuk kapasitas truck maka produk di masukkan ke dalam truck sesuai dengan ukuran dan labelnya.

4.6 Pemasaran Ikan teri Kering

Dalam setiap usaha jalur distribusi produk memiliki peran penting, dengan demikian tata niaga dan efektifitas sistem pemasaran berperan penting dalam menentukan keberhasilan usaha. Tidak seperti beberapa produk pangan lain, tata niaga ikan teri di Indonesia tidak diatur oleh pemerintah. Pemasaran dan perdagangan ikan teri selama ini berjalan sesuai dengan mekanisme pasar. Kekuatan permintaan dan penawaran yang menentukan harga output, sementara harga input pengasinan ikan teri dipengaruhi oleh ketersediaan dan hasil tangkapan. Berdasarkan informasi yang diperoleh pada saat survey, pengusaha pengasinan ikan teri memasarkan produknya dengan beberapa cara, yakni:
a. Memasarkan ikan teri secara langsung, baik untuk pasar dalam negeri maupun untuk pasar luar negeri, dalam hal ini pengusaha tersebut sekaligus menjadi eksportir. (Pola I)
b. Memasarkan ikan teri secara langsung ke pedagang besar kemudian pedagang besar ini yang memasarkan ikan teri tersebut ke tingkat pedagang kecil hingga sampai pada konsumen akhir. Dalam sistem pemasaran seperti ini, pengusaha juga mengekspor produknya ke luar negeri meskipun tidak secara langsung mengekspor, namun melalui eksportir yang ada di dalam negeri. (Pola II)
Dalam memasarkan produk melalui distributor, PT. Pelabuhan Samudra Belawan langsung menjual hasil produksi ditempat pelelangan dengan menggunakan pola II, pola ini di anggap efisien oleh pihak pabrik. Menurut Hanafiah dan Saefuddin (1987) Pemasaran yang efisien apabila penjualan produk dapat mendatangkan keuntungan yan tinggi bagi produsen. Yang dimaksud efisien oleh dalam penelitian ini adalah perbandingan dari nilai marketing margin untuk setiap daerah asal produksi . Semakin kecil nilai marketing margin, maka pemasaran ikan dari daerah tersebut akan lebih efisien. Sedangkan Harga jual yang diberikan dalam penjualan langsung sama dengan harga jual yang diberikan kepada distributor. Harga jual produk yaitu Rp 10.000/kg nya.


V.KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Dari hasil praktek dan data yang diperoleh dari PT Pelabuhan Belawan maka dapat disimpulkan bahwa operasi penangkapan dilakukan selama sehari dilakukan sehari.Alat tangkap yang digunakan adalah pukat.Secara garis besar proses produksi yang berlangsung di PT. Pelabuhan Samudra Belawan adalah, penerimaan bahan baku, pencucian, perebusan, pengeringan penimbangan, pengepakan, penyimpanan. Dan sarana produksinya masih tergolong sederhana, sedangkan pemasaran hanya baru dilakukan untuk di dalam negeri

5.2 Saran

Pengasinan ikan teri di Pelabuhan Samudra Belawan memang strategis. Sebaiknya pada saat penangkapan dilakukan secara bertahap, supaya ikan teri tetap ada stoknya di laut. Selain itu ketika pengolahannya sebaiknya alat-alat yang di gunakan dalam pengolahan harus dibersihkan terlebih dahulu.

2 komentar:

Unknown mengatakan...

good job

Unknown mengatakan...

salam...nak tanya .ikan teri tu ikan apa ye.ada nama lain tak

Posting Komentar

jangan lupa komentar blog ana ya.. :)